Pancasila dijadikan sebagai dasar Negara atau pondasi yang penting dalam menjaga persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia yang bermula dari pandangan hidup bangsa dan nilai-nilai murni/falsafah bangsa Indonesia.
Pancasila tidak hanya akan berfungsi sebagai kerangka acuan
bagi segenap warganegara dalam menghadapi tantangan, malainkan juga sebagai
kendali yang mengikat arah perkembangan kebudayaan agar tidak terlepas dari
akarnya. Sementara itu sebagi simbol pengikat persatuan, Pancasila yang
terwujud sebagai konfigurasi perangkat nilai budaya inti yang diyakini
kebenarannya sebagai acuan bersama, mempunyai kekuatan integratif dalam
masyarakat majemuk yang mempunyai anekaragam latar belakang kebudayaan. Oleh
karena itu ia harus diwujudkan secara nyata dalam pengembangan kebudayaan
bangsa yang akan berfungsi sebagai acuan bagi masyarakat dalam menyelenggarakan
kehidupan sehari-hari maupun dalam menggapai tantangan kemajuan.
Mengingat arti pentingnya Pancasila sebagai kerangka acuan yang memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa, ia harus “dilestarikan” secara aktif melalui proses pendidikan dalam arti luas.
Mengingat arti pentingnya Pancasila sebagai kerangka acuan yang memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa, ia harus “dilestarikan” secara aktif melalui proses pendidikan dalam arti luas.
Lalu
bagaimana asal usul kesaktian panasila?
Nah, perlu kita ketahui bahwa setiap tanggal 1 Oktober rakyat
Indonesia memperingati Hari Kesaktian
Pancasila. Sejarah hari Kesaktian Pancasila tidak bisa
dilepaskan dari terjadinya peristiwa pemberontakan G30SPKI yang kabarnya
didalangi oleh PKI (Partai Komunis Indonesia). Pemberontakan ini merupakan
wujud usaha mengubah unsur Pancasila menjadi ideologi komunis.
Gerakan
G30SPKI sendiri terjadi pada tanggal 30-September-1965. Insiden G30SPKI sendiri
masih menjadi perdebatan kalangan akademisi mengenai siapa penggiatnya dan apa
motif yang melatar belakanginya. Akan tetapi kelompok religi terbesar saat itu
dan otoritas militer menyebarkan kabar bahwa insiden tersebut merupakan ulah
PKI yang bertujuan untuk mengubah unsur Pancasila menjadi ideologi komunis. lalu
tanggal
1 Oktober ditetapkan sebagai Hari Kesaktian Pancasila.
Menurut
versi orde baru adanya pembantaian dan penculikan pada 6 jendral TNI AD.
Para jenderal yang
dibawa dalam kondisi hidup (Sutoyo Siswomiharjo, Soeprapto dan S. Parman)
kemudian mengalami penyiksaan yang tidak manusiawi. Mereka disiksa secara
biadab seakan mereka bukan manusia. Dan setelah para jenderal ini gugur jasad
mereka kemudian dibuang oleh PKI ke dalam sebuah lubang yang kemudian di kenal
dengan sebutan Lubang Buaya, kemudian setelah itu bagian atas
lubang buaya mereka tutupi dengan pohon pisang.
Sesudah dilakukannya
pembantaian tersebut pemberontakan disebut-sebut diotaki oleh PKI. Mayor
Jendral Soeharto (Mantan Presiden) yang saat itu menjabat seorang jenderal
namanya tidak tercantum dalam daftar tokoh yang harus dimusnahkan oleh
pemberontak. Sehingga Soeharto mendapatkan kesempatan untuk memegang kendali
komando dan membuat beberapa kebijakan strategi penting yang kemudian berhasil
merebut kembali Jakarta dari genggaman pemberontak (PKI) Dalam tempo sehari,
sehingga upaya pembentukan 'Dewan Revolusi' dapat digagalkan.
Setelah itu pada
tanggal 1-Oktober-1965 tepatnya pada pukul 20.15 WIB, Dinas Penerangan TNI
Angkatan Darat melalui RRI (Radio Republik Indonesia) memberitahukan bahwa
telah terjadi gerakan Kontra Revolusi yang berhasil menculik 6 jenderal senior
Angkatan Darat (TNI AD). namun situasi dapat dikuasai kembali oleh pimpinan
Angkatan Darat yang kala itu berada di tangan Mayor Jendral Soeharto, dan
kemudian Tepat pada jam 21.00 WIB (9 malam) pada 1-Oktober-1965
pemerintah lewat Mayor Jendral Soeharto mengumumkan PKI di Indonesia berhasil
di tumpas. Dan akhirnya sejarah tanggal 1 Oktober di kenang sebagai Hari
Kesaktian Pancasila, dan untuk mengenang 7 jenderal yang menjadi korban
keganasan PKI pemerintah membangun Monumen Pancasila Sakti.
Lalu mengapa pancasila dikatakan sakti?
Dikatakan sakti karena gagalnya misi kaum Komunis mengganti dasar
negara Indonesia. Pancasila dalam hal ini bangsa
Indonesia selalu berhasil menepis usaha mengganti ideologi bangsa dengan
ideologi lain selain Pancasila. kegagalan itulah selanjutnya Pancasila
dianggap sakti, atau justru Pancasila kemudian dibikin sakral dan dianggap
sakti.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar